Skip to main content

Nikah itu bukan melulu soal cinta (Bag.01)

 

Nikah itu bukan melulu soal cinta (Bag.01)

 

Waktu itu tanggal lima belas januari tahun dua ribu tujuh belas, pernikahan kami dilangsungkan. Dengan mengucapkan kalimat sakral yang biasa diucapkan pada saat akad nikah, “qobiltu dan seterusnya”  shahlah kami berdua sebagai pasangan suami istri, layaknya pengantin pada umumnya selalu bergembira dengan hari pernikahanya. Kamipun begitu, kutaruh cincin di jari manis dan kukecup keningnya, layaknya raja dan permaisuri di sebuah istana.

 

Malam itu begitu ramai dan riuh keadaanya. Tamu undangan begitu banyak karena istriku adalah anak seorang pejabat Negara. Sebenarnya keluarganya tidak setuju anaknya menikah denganku karena aku dari keluarga sederhana, yang kuliah saja harus mencari beasiswa kesanah kemari. Dengan meyakinkan kedua orang tuanya bahwa aku bersungguh-sungguh mencintainya dan akan mebahagiakanya akhirnya pernikahan kami mendapatkan restu kedua orangtuanya.

 

Masih lengkap dengan gaun pengantin, kamipun sibuk menyalami para tamu undangan satu persatu.berselfi bersama teman dan saudara, tertawa dan menangis bahagia, Terkadang kami duduk sebentar untuk menahan rasa lelah, tapi hati sangat bahagia. Hingga saat malam pertama tiba kamipun melewatkan begitu saja karena kelelahan seharian belum istirahat.

 

Hari kedua pernikahan kami berjalan seperti biasa, menjalankan aktivitas layaknya pasangan suami istri, istriku memasak dan membuatkan kopi dipagi hari, sedangkan aku duduk manis dimeja menunggu masakan datang.

 

Seminggu setelah menikah aku membawa istriku ke Bandung, karena aku memang sudah lama bekerja disana sebagai supir di perusahaan swasta. Aku tinggal dikosan berukuran tiga kali empat meter, kamar mandi dan dapur berbarengan dengan penghuni kos yang lain.

 

Ruangan sekecil itu menurut kami sudah cukup untuk berdua, Karena baru menikah kami harus menghemat biaya. Dengan cekatan istriku sibuk merapikan barang-barang yang dibawa dari Djogja,

“dek biar mas saja yang merapikan, ade istirhat ajah” kataku sambil memegang koper, “gak papa mas, ade bisa kok” jawabnya sambil tersenyum manis. Menurutku kamilah pasangan paling romantis dan paling bahagia saat itu.

.

Satu bulan pernikahan sudah terlewati, kamipun semakin mesrah, kami berkomitmen untuk tidak punya momongan dahulu sampai kondisi keuangan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebenarnya aku kurang setuju karena menurutku rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan. Tapi setelah berdiskusi sangat lama akhirnya kami sepakat untuk menundanya satu tahun.

 

Karena setelah kami hitung-hitung gajiku hanya cukup untuk makan, minum dan transport selama satu bulan dan alhamdulillah satu bulan di Bandung istriku dapat pekerjaan di toko swalayan dan gajinya bisa untuk bayar kosan, listrik dan lainya.

 

Istriku sangat cantik, tingginya seratus enam puluh lima sentimeter, berat badan lima puluh kilogram dan memakai hijab, kulitnya putih, matanya lebar, hidungnya mancung, pipinya cabi serta mempunyai bibir tipis dan tahi lalat di bawah bibir sebelah kiri. Beruntung sekali aku bisa menikahi dia. Selain cantik dia juga pintar memasak.

 

Dua bulan pernikahan berjalan, rumah tangga kami pun lebih  mesra dari hari-hari sebelunnya. Waktu seperti ini berlangsung sampai satu tahun. hampir setiap malam kami keluar hanya sekedar untuk minum kopi. layaknya orang masih pacaran.

 

Sampailah pernikahan kami berumur satu tahun lebih, kali ini istriku mulai berbeda sikapnya dan sering  menanyakan hal-hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya,

“mas kenapa kehidupan kita seperti ini terus yah, gak berubah-ubah” ucap istriku

“maksudnya gimana dek?” tanyaku dengan pura-pura tidak mengerti

“ituloh mas, temenku wati habis dibeliin rumah sama suaminya, terus Retno habis beli mobil, dan si Eci habis jalan-jalan keluar negri. Enak yah mas mereka, ade kapan bisa seperti itu?” istriku menjelaskan dengan suara memelas dan kecewa denganku

 “iyah de, doain mas yah kalau ada rejeki mas pasti beliin” terangku dengan sabar

“ah, daridulu mas ngomongnya gitu, buktinya manah? sampe sekarang ajah kita masih ngontrak” dengan nada kesal istriku menjawab

Akupun hanya bisa duduk dan diam

 

Pertanyaan- pertanyaan seperti ini hampir setiap malam selama tiga bulan di utarakan oleh istriku, setiap akan tidur, sehingga kepalaku mulai pusing mendengar ocehanya, hingga sampailah pada puncaknya.

 

Malam itu ketika hendak tidur “plak- plak”, tangan yang lembut tiba-tiba sampai kepipiku, dijambak rambutku, ditendang perutku, dilempar botol kakiku hingga tumitku berdarah.

“istighfar de.. istighfar” kataku sambil menahan rasa sakit

 “istighfar, istighfat, dasar suami macam apa kamu ini, tidak pernah nafkahi aku, tidak pernah membuat aku seneng, dari dulu sampe sekarang gak pernah ngasih apa-apa” teriak istriku sambil membanting benda-benda yang ada didepanya.

 

“pokoknya aku mau pergi malam ini, aku minta cerai, aku gak mau hidup sama kamu” kata istruku sambil menaruh baju didalam koper dengan cepat

“mau kemana dek? Udah malem” tanyaku

“mau malem kek, mau siang ke, bodoh amat bukan urusanmu” jawab istriku, sambil membanting pintu kamar kosan “gubrakkk”, kemudian dia pergi dengan naik ojek.

 

Gak lama kemudian ada sms “jangan cari aku mas, aku mau menenangkan diri, jangan hubungi keluargaku, kalau mereka tahu, aku minta cerai beneran” tulis pesan singkat itu,  Malam itu aku benar-benar kacau. Masih bingung dengan keadaan yang barusan terjadi,  aku bukan melihat istriku yang cantik nan jelita melainkan melihat monster yang mengerikan.

aku hanya bisa terdiam dideapan teras kosan sambil meringis menahan rasa sakit.

 

“Apa ini yang disebut dengan pernikahan, setiap dambaan manusia, untuk menghabiskan masa tuanya, ternyata tidak, itu hanya cerita novel roman picisan dan sinetron belaka” gumamku dalam hati.

Keesokan harinya aku tidak berangkat bekerja karena tumitku masih sakit, aku pergi ke puskemas untuk berobat. Rasa sakit dipipi tadi malam masih terngiang meskipun rasa sakit hati lebih kritis sebenarnya.

 

Dua haripun berlalu, aku tunggu istriku sampai tengah malam juga belum datang dan juga belum ada kabar, malam ketiga tiba-tiba ada ojek berhenti didepan kosan, yang ternyata ojek itu mengantar istriku..

“dek darimana?” tanyaku sambil mengambil koper dari motor tukang ojek

“gak usah tanya mas, aku capek” jawab istriku ketus

Ia langsung menuju kamar mandi dan langsung tidur, dan pagi harinya ia berangkat bekerja

 

Akupun penasaran, kemana perginya istriku kemarin, beberapa temanya aku telpon untuk mencari tahu, tapi sungguh mengejutkanku ternyata istriku pergi dengan seorang lelaki yang itu adalah teman baikku, Teman bahkan aku sudah menganggap dia sebagai sahabatku  yang paling baik, ternyata perbuatan baiknya punya maksud tertentu.

 

Aku tidak tahu harus berbuat apa, pikiran yang sudah kacau karena pertengkaran hebat waktu itu, kini tiba-tiba dadaku serasa dihantam oleh palu, sesak dan menyakitkan. Akan tetapi yang sangat mengherankan lagi aku tidak benci dengan istriku, aku hanya benci pada temanku. malah aku berfikir bagaimana mendapatkan cintaku kembali seperti dahulu. Meskipun teman-temanku yang lain menasihati untuk meninggalkan dia, tapi aku gak bisa, “apa aku manusia paling bodoh sedunia” pikirku.

 

Seminggu kemudian, istriku semakin menjadi-jadi dia menuntut untuk dibelikan rumah dalam waktu satu bulan, dia gak mau tau pokoknya kalau dalam waktu satu bulan aku gak bisa beliin rumah walaupun kredit, dia akan minta cerai.

Ancaman itu yang terus iya layangkan, karena dia tahu kalau aku cinta mati sama dia.

 

Kusandarkan punggungku di tembok teras kosan dan memikirkan cara bagaimana aku bisa membeli rumah dalam waktu satu bulan. Aku buka situs berita online sambil membaca-baca berita siapa tahu menemukan jalan keluar, dan ternyata benar jawaban itu seketika muncul, ketika berita online itu memberitakan tentang anak kecil yang diculik dan saat ditemukan bagian organ dalam tubuhnya menghilang. menurut keterangan polisi organ dalam anak kecil itu diperjual belikan dipasar gelap.

 

Dari situ aku berpikir kalau aku bisa menjual organ tubuhku yaitu ginjal, menurut buku yag aku baca, setiap manusia hidup dengan dua ginjal, akan tetapi mereka bisa hidup dengan satu ginjal asalkan selalu hidup dengan pola yang sehat.

 

Dengan cepat aku langsung browsing di internet bagaimana cara menjual ginjal, mencari sangat lama sekali sampai ahirnya aku menemukan orang yang mencari ginjal, disitu tidak disebutkan orang yang ingin membeli ginjal, akan tetapi ditulis siapa yang bersedia mendonorkan ginjalnya dengan imbalan uang tunai delapan puluh juta rupiah.

 

Aku langsung menghubungi nomor telpon yang ada di website tersebut dan langsung menghubunginya, ternyata orang itu berada dijakarta, kebetulan jarak bandung dan Jakarta tidak terlalu jauh hanya dua jam perjalanan naik kendaraan umum.

 

Aku pamit ke istriku, untuk pergi ke Jakarta, aku beralasan disuruh kantor untuk mengantar barang, mungkin beberapa hari aku disana, bisa satu minggu sampai dua minggu, tapi istriku seperti tidak mempedulikan, dia hanya asyik dengan handponya.

 

Singkat cerita, pergilah aku ke salah satu gedung di Jakarta, kami bertemu, berbincang-bincang sebentar dan tandatangan kontrak perjanjian. Hingga diambillah salah satu ginjal yang aku punya. Setelah selesai, aku istirahat dulu sampai pulih keadaanku, setelah 2 minggu tubuhku mulai membaik akupun pulang dengan membawa uang itu, aku tidak peduli lagi dengan keadaan tubuhku, yang terpenting aku pulang dengan membawa uang banyak dan istriku akan senang. Pikirku dalam hati.

 

Setelah sampai dirumah aku mendapati istriku telah selesai mandi, seperti keadaan sebelumnya dia tidak menanyakan apapun kepadaku, sekedar menanyakan kabar ajah tidak, tanpa basa-basi, aku keluarkan uang delapan puluh juta dari tasku, diapun terkaget, melongo seakan tidak percaya,

“uang darimana mas, bukan dari mencuri kan? Tanya istriku sambil memegang uang itu.

“insyaAlloh, uang itu halal” kataku meyakinkan

Istriku mulai tersenyum, wajah yang tak pernah terlihat senyum lagi selama kita bertengkar kini aku lihat tersenyum untuk pertama kalinya.

 

“kopi apa teh mas?” Tanya istriku

Pertanyaan yang waktu itu sempat menghilang kini muncul kembali, alangkah bahagianya hatiku mendengarnya

“teh ajah de” jawabku dengan perlahan

“yaudah sanah, mas mandi dulu ntar ade beliin makan didepan” kata istriku dengan lembut

 

Aku langsug menuju kamar mandi, setelah mandi aku rebahan dikasur sambil menunggu istriku membawakan makanan, tapi sampai dua jam kok belum kembali, akupun mulai curiga, aku keluar dan bertanya kepada tetangga kosan, kata tetangga kosan, istriku pergi naik ojek

"mbak Ana, lihat istri saya nggak?" tanyaku

“tadi dia naik ojek, kayaknya buru-buru deh mas” jawab tetangga kosan

“terimakasih mbak” jawabku

 

Uang delapan puluh juta itu dibawa kabur oleh olehnya, selama ini aku salah, dengan memberikan uang itu aku kira permasalahan akan selesai, ternyata tidak, sekarang aku hanya bisa menyesali perbuatanku sendiri.

 

Bersambung…

 Nikah itu bukan melulu soal cinta (Bag.02)

Comments

Popular posts from this blog

Nikah itu bukan melulu soal cinta bag.02

  Bagi yang belum membaca Nikah itu bukan melulusoal cinta bag.01 silahkan dibaca disini   Setelah istriku pergi membawa uang itu, akupun menjalani hidup layaknya orang pada umumnya, yang membedakan bahwa saat ini aku tidak bisa bekerja terlalu capek dan harus banyak istirahat untuk menjaga ginjalku agar tetap stabil.   Waktu terus berjalan, hari demi hari telah berlalu, bulanpun demikian, aku masih tinggal ditempat yang sama, Berita tentang mantan istriku sudah tidak terdengar lagi, terakhir kali aku mendengar bahwa ia dengan sahabatku telah menikah secara siri. akupun juga sudah tidak peduli lagi dan aku mulai menata hidup baru, meskipun sudah 2 tahun berlalu, aku masih belum menikah lagi.   Sekarang aku sudah tidak bekerja sebagai supir, karena kondisiku sudah tidak memungkinkan untuk bekerja berat, kegiatanku sehari-hari hanya berjualan minyak wangi dan pakaian muslim, Alhamdulillah meskipun untungnya tidak seberapa besar tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP

ada 2 macam aktiva; aktiva tetap dan aktiva lancar , untuk kali ini aku akan membahas tentang aktiva tetap Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar.  Aktiva lancar  dikendalikan pada saat konsumsinya, se dangkan aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan p erolehan aktiva tersebut. H al ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs.   Pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akuntansi tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap Definisi Aktiva Tetap Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahhan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringk

6 Alasan Wanita Selingkuh

Tahukah kamu bahawa wanita lebih banyak berselingkuh dibanding pria.? menurut survey dari Aplikasi Just Dating, negara Indonesia memiliki peringkat pertama dalam kasus perselingkuhan oleh wanita, mirisnya lagi menurut survey tersebut 40 persen responden pernah mengaku menyelingkuhi pasanganya, lalu apa yang membuat para wanita selingkuh dari pasangannya.? Ini dia faktanya.. Pertama, Kurang Mendapatkan Kasih Sayang Menurut ilmu psikologi kebannyakan wanita selinngkuh   karena kurangnya kasih sayang dari pasanganya, kasih sayang disini adalah perhatian kepada istri dari   segi waktu dan biaya, lebih jauh kasih sayang adalah rasa perhatian kepada istri. Semua wanita mempunyai sifat yang sama yaitu lemah lembut, mereka ingin bermanja-manja dengan pasanganya,   jika   mereka tidak mendapatkan dari pasanganya tentulah mereka akan mencari sosok pria lain yang menurut mereka bisa memberikan kasih sayang. Kedua, Banda (Harta Kekayaan) Iyah, tidak salah lagi harta adalah penyebab paling